Contoh studi kasus pada Individu,
Keluarga dan Masyarakat
DEPOK,
KOMPAS.com - Polsek Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, berhasil meringkus dua otak
tawuran pelajar STM Ganesha Satria dan STM Budi Utomo di Depok, Kamis
(22/11/2012). Penangkapan mereka ini berkat keterangan pelajar STM Ganesha yang
sebelumnya sudah ditahan aparat Polsek Sukmajaya.
Dua
orang yang sudah dijadikan tersangka tersebut berinisial Ra (16) dan Hr (17).
Keduanya lulusan SMP yang tidak melanjutkan sekolah. Kanit Reskrim Polsek
Sukmajaya Ajun Komisaris Syah Johan mengatakan, kedua tersangka bertanggung
jawab terhadap aksi tawuran pelajar yang kerap melibatkan dua sekolah ini.
"Mereka
bertugas menghasut anak-anak Ganesha serta menyediakan senjata tajam untuk
digunakan dalam tawuran," ujar Johan.
Kedua
anak muda ini ditangkap di Jalan Danau Batur Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya,
Depok, Jawa Barat, pagi tadi. Dari tangan keduanya, polisi mengamankan satu
buah gitar berisi tiga samurai dan satu parang tanpa gagang sebagai barang
bukti.
Ra
dan Hr didakwa dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang
Kepemilikan Senjata Tajam dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara. Keduanya
kini mendekam di rumah tahanan Mapolsek Sukmajaya sambil menunggu proses hukum.
Kenakalan
Remaja
Remaja
adalah usia yang dipenuhi dengan semangat yang sangat tinggi tetapi adakalanya
semangat tersebut mengarah ke yang bersifat negatif sehingga sering disebut
dengan kenakalan remaja. Ada banyak contoh kenakalan remaja terutama saat ini
dimana kenakalan remaja tersebut sangat banyak di pengaruhi oleh
faktor
- faktor eksternal.
Apakah
itu kenakalan remaja ? Oleh beberapa ahli Kenakalan remaja (juvenile
delinquency) didefenisikan sebagai suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan
atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa
anak-anak dan dewasa.
Ulasan
dan pendapat :
Untuk menghindari masalah
yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman
bergaul yang sesuai, orang tua hendaknya juga memberikan kesibukan dan
mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian
tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun mengada-ada. Si remaja
di beri pengertian yang jelas sekaligus diberikan teladan. Sebab dengan
memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu ’ kluyuran ”
tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban
serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta
mampu memecahkan masalah sehari-hari, mereka dididik mandiri.
Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan masa depan si
remaja, mereka diarahkan agar dapat memilih sekolah yang diharapkan serta
mengembangkan bakat yang ada, untuk pemilihan study lanjut tidak semata-mata
karena keinginan orang tua dan pilihan orang tua. Pemaksaan ini justru akan
berakhir dengan kekecewaan, sebab meski ada sebagian anak yang berhasil
mengikuti kehendak orang tuanya, tetapi tidak sedikit yang frustasi dan
akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama kawan-kawannya,
bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah
satu pengguna obat-obat terlarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar